Disalati ataukah Disalatkan?

Di era tahun 90-an, mungkin sebagian dari kita sering menjumpai kalimat “Shalatlah Kamu Sebelum Dishalati”. Biasanya tulisan seperti itu terpampang pada stiker-stiker jadul (maklum, saat itu belum musim meme internet seperti sekarang). Meskipun sederhana, namun kalimat tersebut lumayan mengena di sanubari para pembacanya, khususnya yang mengaku beragama Islam.

Sekarang di era teknologi serbacanggih, kalimat di atas masih banyak beredar di mana-mana, tetapi sedikit berubah redaksinya, yaitu menjadi “Shalatlah Kamu Sebelum Dishalatkan”. Akan tetapi, kalimat ini terkesan janggal apabila dilihat dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sebelumnya, perlu kami sampaikan bahwa penulisan bahasa Indonesia yang baku adalah “salat”. Adapun penulisan “shalat” biasanya digunakan untuk keperluan transliterasi huruf Arab ke dalam abjad Roman. Jadi, dalam pembahasan ini untuk selanjutnya akan kami tulis sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, yaitu “salat”.

Pertama-tama, mari kita bedakan fungsi imbuhan di-i dengan di-kan dalam kaidah bahasa Indonesia.
– imbuhan “di–i” bermakna “dikenai tindakan”.
– imbuhan “di–kan” bermakna “dibuat menjadi”.

Contoh kalimat:

a) Mangga itu dilempari anak-anak.
Makna: mangga dalam posisi diam, dikenai tindakan lempar oleh anak-anak.

b) Mangga itu dilemparkan anak-anak.
Makna: mangga dalam posisi bergerak, karena dibuat menjadi terlempar oleh anak-anak.

Sekarang perhatikan kalimat berikut ini,

a) Jenazah sedang disalati oleh para pelayat.
Makna: jenazah dalam posisi diam, dikenai tindakan salat oleh para pelayat.

b) Jenazah sedang disalatkan oleh para pelayat.
Makna: jenazah dalam posisi bergerak, karena dibuat menjadi salat oleh para pelayat.

Apabila masih kurang jelas, maka silakan perhatikan kalimat berikut ini,

a) Jenazah telah dimandikan, kemudian disalatkan oleh para pelayat.
Makna: jenazah dibuat menjadi mandi, kemudian dibuat menjadi salat.
Tentunya hal ini aneh karena ada jenazah digerak-gerakkan oleh para pelayat supaya menjadi salat.

Seharusnya yang benar seperti ini:
b) Jenazah telah dimandikan, kemudian disalati oleh para pelayat.
Makna: jenazah dibuat menjadi mandi, lalu dikenai tindakan salat.

Sepertinya bahasa Indonesia sedang mengalami krisis karena masyarakat kita lebih terbiasa berbahasa gaul, di mana semua kata kerja dipukul rata memakai akhiran “–in”, sehingga kesulitan membedakan fungsi akhiran “–i” dan akhiran “–kan” ketika berbahasa resmi. Namun, sesuatu yang keliru apabila digunakan oleh banyak orang pada akhirnya akan dianggap menjadi benar, meskipun benarnya bersifat kaprah.

Warga Kediri, kelahiran Wonosalam, Jombang, lulusan jurusan Kimia di FMIPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa), penggemar wayang dan pengampu grup Belajar Bahasa Jawa Kuno (BBJK) di facebook.